Thursday, June 6, 2013

Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW

“Maha suci Alloh, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatau malam dari Masjidil Harom ke Masjidil Aqsho yang telah kami berkahi sekelilingnya, agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat (Surat Al Isra' : 1).
Malam itu Rasulullah sedang meninap di rumah saudara sepupunya, Hindun binti Abu Thalib, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ummu Hani'. Hingga pada tengah malam yang sunyi dan hening, terbangunlah Rasulullah oleh suara yang memanggilnya, “Wahai Muhammad, bangunlah....”
Begitu Nabi Muhammad bangun, dihadapannya sudah berdiri malaikat Jibril dan seekor hewan berbadan panjang, berwarna putih, Buroq namanya.

Belum sempat Nabi Muhammad berpikir panjang tentang kejadian yang baru ia alami, Jibril sudah meraih tubuhnya dan dengan serta merta membelah dada Nabi Muhammad hingga Jibril mengeluarkan hati Nabi Muhammad lalu mencucinya dengan air zam-zam pada sebuah wadah yang terbuat dari emas. Hati Nabi Muhammad disucikan lalu diisi dengan banyak hikmah dan keimanan. Kemudian Jibril mengembalikan hati pada tempatnya dan menutup kembali dada Nabi Muhammad, lalu berkata, “Naiklah...” sambil menunjuk pada Buroq yang sudah membungkuk di hadapan Nabi Muhammad, dan Nabi Muhammad pun naik.
Melesatkan Buraq itu bagai anak panah yang dilepaskan dari busurnya membumbung tinggi melewati pegunungan Mekah dan hamparan padang pasir yang luas, hingga sampailah di sebuah gunung. Nabi Muhammad turun dari Buraq dan melaksanakan sholat sunnah bersama Jibril. Selesai sholat sunah Jibril berkata, “Tahukah kamu, gunung apakah ini? Ini adalah gunung Sinai tempat Nabi Musa menerima wahyu pertama dari Alloh.”

Nabi Muhammad kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai di suatu tempat. Nabi kembali turun dari kendaraannya dan melaksanakan sholat di situ. Selesai sholat Jibril berkata. “Tahukah kamu, tempat apakah ini? Tempat ini disebut Baitul Lahmi (Bethlehem), disinilah Isa bin Maryam dilahirkan.”
Perjalanan malam pun dilanjutkan menuju Baitul Maqdis. Di sana sudah menunggu beberapa Nabi untuk melaksanakan sholat bersama dengan Nabi Muhammad, dan Jibril meminta Nabi Muhammad menjadi imam sholat bagi para nabi tersebut. Usai sholat, Jibril membimbing Nabi Muhammad untuk kembali menaiki Buraq. Kali ini Buraq melesat tinggi di angkasa membawa Nabi Muhammad naik ke langit.
Sesampainya di langit pertama, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Adam, lalu naik ke langit ke dua, di sana bertemu dengan Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakaria. Di langit ketiga, bertemu Nabi Yusuf, sedangkan Nabi Idris dan Nabi Harun menyambut kedatangan Nabi Muhammad di langit keempat dan kelima. Begitu sampai di langit ke enam, di sana sudah ada Nabi Musa yang meneteskan air mata ketika bertemu dengan Nabi Muhammad. Sehingga dikatakan,  “Mengapa kamu menangis?”
Nabi Musa menjawab, “Ya Alloh, Muhammad adalah rosul setelah aku, tetapi umatnya lebih banyak yang masuk surga daripada umatku”. Perjalanan Mi'raj sampai ke langit ke tujuh, disitulah Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Ibrahim.

Selanjutnya Jibril membimbing Nabi Muhammad menuju suatu tempat yang disebut Baitul Makmur. Nabi Muhammad bertanya, “Wahai Jibril, tempat apa ini?”
Jibril menjawab, “Ini adalah tempat beribadah para malaikat. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang beribadah di dalam Baitul Makmur.”
Sesaat kemudian Nabi Muhammad terkesima melihat sebuah pohon yang sangat besar dan indah, daun-daunnya seperti telinga gajah, buahnya besar-besar seperti grebo (kantung air minum yang terbuat dari kulit binatang), dan selalu dikelilingi oleh belalang-belalang emas yang berkilauan. Demikian indahnya pohon itu sehingga tidak akan pernah dapat dilukiskan dengna kata-kata. Nabi Muhammad bertanya, “Wahai Jibril, pohon apakah ini?'
Jibril menjawab, “Itu adalah Sidhrotul Muntaha”.
Dibagian pangkal Sidhrotul Sidrotul Muntaha, Nabi Muhammad melihat ada sebuah mata air yang mengalir menjadi empat sungai. Dua sungai mengalir menuju ke dalam dan yang dua lagi mengalir ke luar.
Nabi Muhammad bertanya, “Sungai-sungai apakah ini, wahai Jibril?”
Jibril menjawab, “Dua sungai yang mengalir ke dalam itu menuju surga, dan dua sungai yang mengalir keluar itu menuju bumi yang akhirnya menjadi sungai Nil dan sungai Eufrot.”

Pada saat-saat itulah Nabi Muhammad mendapatkan perintah dari Alloh agar melaksanakan sholat bersama dengan umatnya sehari semalam sebanyak 50 kali. Dengan penuh ketaatan Nabi Muhammad menerima perintah ini. Kemudian Nabi Muhammad menerima perintah ini. Kemudian Nabi Muhammad kembali turun ke langit. Sesampainya di langit keenam Nabi Muhammad kembali bertemu dengan Nabi Musa.
Nabi Musa bertanya, “Apakah yang diwajibkan Alloh untukmu?”
Nabi Muhammad menjawab, “Umatku diperintahkan sholat sehari semalam 50 kali”.
“Wahai Muhammad, umatmu tidak akan kuat melaksanakan sholat sebanyak itu, mintalah keringan kepada Alloh” saran Nabi Musa.
Nabi Muhammad menerima saran Nabi Musa dan menghadap pada Alloh memohon keringanan. Alloh pun mengabulkan, sehingga diringankan menjadi 40 kali.

Namun begitu bertemu dengan Nabi Musa, ia masih menyarankan agar minta keringanan lagi pada Alloh. Sampai akhirnya Alloh hanya mewajibkan 5 kali sholat dalam sehari semalam. Walau demikian, Nabi Musa masih menyarankan untuk memotong keringanan pada Alloh, “Wahai Muhammad, umatku saja (Bani Israil) hanya diwajibkan 2 kali dalam sehari semalam, umatmu tidak akan mampu melaksanakan, sebaiknya minta keringanan lagi pada Alloh”

Nabi Muhammad menjawab, “Aku sudah berkali-kali minta keringanan, sekarang aku tidak akan minta keringanan lagi, aku malu pada Alloh. Dan dengan 5 kali sholat itu Alloh melipatkan pahalanya 10 kali, sehingga hitungannya sama dengan 50 sholat. Selain itu Alloh juga berfirman : Barang siapa yang berniat untuk berbuat kebaikan, tetapi belum sempat melaksanakan maka akan ditulis satu kebaikan dan jika telah melaksanakan akan ditulis 10 kebaikan. Barang siapa yang berniat untuk berbuat kejelekan tetapi belum dilaksanakan maka tidak ditulis dosanya dan jika telah melaksanakan akan ditulis satu kejelekan”.

Kemudian Nabi Muhammad melanjutkan perjalanan bersama malaikat Jibril menuju tempat pembalasan yang telah disediakan oleh Alloh bagi seluruh hamba-Nya yaitu surga dan neraka, sebelum akhirnya Nabi Muhammad kembali pulang ke Mekah.

Perjalanan malam Nabi Muhammad dari Mekah ke Baitul Maqdis selanjutnya menembus langit dan kembali lagi ke Mekah itulah yang disebut sebagai Isra Mi'raj. Peristiwa yang terjadi pada tanggal 27 Rajab 621 M itu kini telah menjadi suatu peristiwa penting dan selalu dikenang. Setiap tanggal 27 Rajab hampir seluruh umat Islam di dunia memperingatinya.

sumber : http://ldii-kudus.com

No comments:

Post a Comment